Sekadar renungan kita bersama, kata wasiat juga pesanan daripada Syeikh Umar Tilmisani (1332-1406H/1904-1986M), murabbi dan zaim ruhi ikhwanul Muslimin yang ketiga. Semoga ianya mempu menjadi panduan dan iktibar buat kita bersama.
Syaikh Umar Tilmisani menceritakan komitmen dirinya, ". Kerana itu, saya tidak bermusuhan dengan siapa pun, kecuali dalam rangka membela kebenaran, atau mengajak menerapkan Kitab Allah Ta 'ala. Kalaupun ada permusuhan, maka itu berasal dari pihak mereka, bukan dariku. Saya menyumpah diriku untuk tidak menyakiti seorang pun dengan kata-kata kasar, meskipun tidak setuju dengan kebijakannya, atau bahkan ia menyakitiku. Kerana itu, tidak pernah terjadi permusuhan antara diriku dengan seseorang kerana masalah peribadi."
Syaikh Umar Tilmisani berkata, "Saya tidak pernah takut kepada siapa pun selama hidupku, kecuali kepada Allah Ta'ala. Tidak ada yang dapat menghalangiku mengucapkan kebenaran yang saya yakini, meskipun orang lain merasa berat dan saya mendapat kesusahan kerananya. Saya katakan apa yang ku yakini dengan tenang, mantap, dan sopan, agar tidak menyakiti pendengar atau melukai perasaannya. Saya juga berusaha menjauhi kata-kata yang mungkin tidak disukai lawan bicaraku. Dengan cara seperti itu, saya mendapatkan ketenangan jiwa. Andai cara ini tidak dapat merekrut banyak kawan, maka berdiam diri menjagaku dari kejahatan lawan."
Syaikh Umar Tilmisani berwasiat, "Muslim tidak mengenal istilah 'agama milik Allah Ta'ala dan tanah air milik semua orang." Setiap muslim meyakini segala yang ada di alam ini milik Allah Ta'ala semata. Siapa yang berusaha mengubah makna ini merupakan penipu yang ingin merampas sumber kekuatan negara, agar mudah dikhianati.
0 Respon Anda:
Post a Comment